Senin, 05 November 2012

Launchingnya Buku “Pedoman Memahami Gratifikasi


Direktur Utama PLN, Nur Pamudji sedang menandatangani komitmen yang menandakan dilaunchingnya buku “Pedoman Memahami Gratifikasi”, di PLN Kantor Pusat (29/10).

Dalam pengantar di buku ini, Nur Pamudji mengatakan bahwa salah satu ciri perus
ahaan modern adalah bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme serta menjunjung tinggi prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Segala tindak tanduk dan perilaku anggota perusahaan harus sejalan dengan prinsip tersebut.

Karena itu kini tengah dicanangkan program PLN Bersih, yaitu program untuk mereview kembali sistem pengadaan dan pelayanan pelanggan agar benar-benar bebas dari potensi terjadi korupsi dan suap.

Sejalan dengan program PLN Bersih, buku ini dibuat dengan semangat menjaga integritas bisnis PLN sekaligus sebagai pedoman seluruh jajaran PLN dalam memahami difinisi dan konsep gratifikasi serta mengetahui bagaimana menyikapi sebuah gratifikasi. Buku ini juga dobuat untuk membentengi kita semua agar terhindar dari praktek gratifikasi ilegal.

Isi dari komitmen insan PLN :

Bahwa korupsi adalah kejahatan yang harus diperangi karena akan membuat perusahaan bangkrut.

Korpusi dapat hidup karena sikap permisif kita.

Segenap insan PLN sepakat berkomitmen untuk tidak permisif dan aktif memberantas korupsi.

President Director of PLN, Nur Pamudji was signed a commitment that marked the dilaunchingnya of the book "understanding the Gratuity Guidelines", at PLN Headquarters (29/10).

Kamis, 25 Oktober 2012

Sinergi BUMN, PLN & BTDC Tandatangani MoU Penyediaan Sarana Kelistrikan di Kawasan Pariwisata Mandalika – Nusa Tenggara Barat

          (Jakarta, 23/10) Dengan semangat untuk terus meningkatkan sinergi antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka PLN kembali menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bali Tourism Development Corporation (BTDC) atau PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero), sebuah BUMN yang bergerak dibidang pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata. PLN & BTDC sepakat melakukan kerjasama untuk percepatan penyediaan sarana kelistrikan di kawasan pariwisata Mandalika, kabupaten Lombok Tengah, propinsi Nusa Tenggara Barat.
Direktur Operasi PLN Indonesia Timur, Vickner Sinaga (kiri) dan Direktur Utama Bali Tourism Development Corporation (BTDC), Ida Bagus Wirajaya (kanan) saat penandatanganan MoU, di Jakarta (23/10).

          Penandatanganan MoU ini dilakukan masing-masing oleh Direktur Operasi PLN Indonesia Timur, Vickner Sinaga dengan Direktur Utama BTDC, Ida Bagus Wirajaya, Selasa (23/10) pagi di Kantor Pusat PLN, Jakarta. Dalam MoU ini, PLN dan BTDC sepakat untuk saling bersinergi dalam hal penyediaan sarana kelistrikan di kawasan pariwisata Mandalika yang berada di atas lahan seluas kurang lebih 1.200 hektar yang resmi dicanangkan pembangunannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 Oktober 2011 lalu.
Untuk mempercepat pengembangan kawasan pariwisata Mandalika, PLN akan melakukan pembangunan sarana kelistrikan untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan listrik di kawasan pariwisata Mandalika dan di satu sisi, BTDC akan membantu PLN dalam hal penyediaan lahan yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan.
Kedua pihak juga sepakat untuk mengedepankan konsep eco-wisata dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan di kawasan pariwisata Mandalika, termasuk dalam penggunaan komponen kelistrikan yang hemat enrgi dan ramah lingkungan, seperti penggunaan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga matahari dan juga rencana penggunaan lampu Super Ekstra Hemat Energi (SEHEN).
Direktur Operasi PLN Indonesia Timur, Vickner Sinaga mengatakan bahwa PLN berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan pariwisata nasional. “Sudah menjadi komitmen PLN untuk ikut serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan pariwisata nasional, karena dengan demikian maka listrik yang dihasilkan PLN tidak sekedar menjadi barang konsumsi saja, tapi bisa menjadi barang produktif, termasuk dibidang pariwisata” ujar Vickner Sinaga.
Hingga September 2012, total beban puncak di seluruh Nusa Tenggara Barat mencapai 91 Mega Watt (MW) dengan daya mampu pembangkit untuk mensuplai listrik adalah 117 MW. Pasokan listrik pada sistem kelistrikan di Nusa Tenggara Barat semakin kuat dengan beroperasinya PLTU Jeranjang unit #1 berkapasitas 25 MW dan akan segera menyusul unit #2 pada awal 2013 serta tambahan pasokan dari PLTU sewa berkapasitas 2 x 33 MW yang diperkirakan beroperasi pada tahun 2015 nanti.

Cara menghitung pemakaian listrik secara manual

1. Yang perlu diperhatikan dari kwh Meter tersebut adalah putaran dari piringan kwh.
Semakin banyak alat listrik yang agan gunakan, maka putaran kwh Meter tersebut akan semakin cepat. Itu artinya daya aktif (watt) yang agan pakai juga semakin banyak, itu berarti pula angka di stand kwh meter akan semakin cepat bertambah. 

2. Kecepatan putaran piringan kwh Meter inilah yang akan kita hitung dengan stopwatch.
Untuk menghitung putaran piringan kwh Meter agan harus memperhatikan tanda berwarna hitam pada piringan kwh Meter. Tanda hitam inilah yang menjadi patokan mulai dan berhenti saat menghitung putarn piringan kwh Meter. 

3. Selain putaran piringan kwh Meter, yang perlu anda catat adalah konstanta dari kwh meter tersebut.
Coba lihat di nam plate kwh Meter, disana akan ditemukan banyak spesifikasi dari meteran listrik tersebut. Konstanta kwh Meter selalu diikuti satuan Putaran/kwh atau Put/kwh. Sebagai contoh adalah konstanta 900 Put/kwh. Maksudnya, untuk menghasilkan angka 1 kwh di stand meter piringan kwh harus berputar sebanyak 900 kali. Konstanta kwh Meter berbeda-beda, jadi harus melihat langsung di name plate kwh Meter tersebut. Konstanta yang umum adalah 900 Put/kwh, 1250 Put/kwh, 720 Putkwh dan 600 Put/kwh. 

4. Contoh menghitung.
a. Perhatikan name plate kwh Meter di rumah agan, carilah konstanta dari KWH meter tersebut. Catat hasilnya, misal : 900 Put/kwh
b. Siapkan stopwatch, jika agan gag punya bisa gunakan stopwatch yang ada di HandPhone.
c. Perhatikan putaran piringan kwh Meter. Tunggu sampai muncul warna hitam di piringan kwh Meter.
d. Saat tanda hitam muncul dan posisi tepat di tengah, tekan tombol START pada stopwatch.
e. Tunggu sampai tanda hitam muncul lagi, itu artinya piringan kwh meter sudah berputar 1 kali. Untuk perhitungan biasanya jumlah putaran minimal 3 kali.
f. Tekan tombol STOP pada stopwatch setelah agan mendapatkan jumlah putaran yang agan inginkan.
g. Catat waktunya (dalam detik), misal dari pengukuran diperoleh hasil 3 putaran = 43,52 detik.
h. Kalo sudah, untuk menghitung besarnya Watt yang kita pakai adalah =
Watt = (3600 x Jumlah Putaran) / (Konstanta x Waktu Putaran) x 1000


Sebagai contoh pengukuran di atas :
Watt = (3600 x 3) / (900 x 43,52) x 1000
= 0,275 x 1000
= 275 Watt.

Artinya, pada saat pengukuran tadi kita sedang menggunakan daya listrik sebanyak 275 Watt. Untuk memperkirakan pemakaian satu bulan (dengan asumsi pemakaian adalah sama seperti saat pengukuran sepanjang hari); tinggal dikalikan 0,72 (dari 24 jam x 30 hari / 1000), nanti munculnya dalam bentuk kwh. Misal untuk pengukuran di atas, 275 x 0,72 = 198 kwh/bulan.


Tips memilih Instalasi Listrik Yang Baik

Instalasi listrik yang baik adalah instalasi yang dapat berfungsi dengan baik dan memberikan keamanan dan kenyamanan dalam pengoperasiannya. Untuk mendapatkan manfaat tersebut, maka sistem instalasi listrik harus mengikuti Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang berlaku dan menggunakan peralatan/komponen listrik yang memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI).
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat merencanakan instalasi listrik adalah sebagai berikut:
  1. Tentukan jumlah dan letak beban listrik yang akan dibutuhkan, misalnya penempatan lampu dan saklar, kulkas, mesin cuci, pompa air, microwave dll.
  2. Tentukan besar daya listrik PLN yang dibutuhkan dan total beban listrik yang terpasang. Biasanya cukup 80% dari total beban (daya) peralatan listrik yang akan dipakai.
  3. Kelompokkan beban listrik untuk memperhitungkan besar ukuran kabel dan peralatan pengamanan arus listrik atau hubung singkat (MCB).
  4. Pilih peralatan pengaman (MCB)yang berlogo SNI, jangan tergoda membeli produk palsu walaupun harganya murah karena produk palsu dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran
  5. Sesuaikan pemasangan stop kontak dengan penempatan peralatan elektonika, sebaiknya satu stop kontak untuk satu peralatan.
  6. Hindari pemasangan steker yang bertumpuk pada satu stop kontak. Steker yang bertumpuk dapat mengakibatkan panas pada kontak-kontaknya yang dapat mengakibatkan kebakaran.
  7. Lengkapi instalasi listrik dengan sistem pembumian (grounding) untuk pencegahan terhadaps entuhan langsung (tegangan sentuh). Bila sistim pengaman dilengkapi dengan RCCB, maka bahaya kontak langsung (tegangan sentuh) dapat dihindari.
  8. Tanamkan kabel pada tembok dengan dilindungi pipa, untuk instalasi listrik yang rapi dan kemudahan dalam penambahan atau penggantian kabel di kemudian hari. Hindari penyambungan kabel, kecuali untuk pencabangan dan sambungan ini harus dilakukan di dalam kotak sambung.
  9. Hindari pemasangan kabel telepon dan kabel listrik di dalam satu pipa, jarak minimum antara kabel listrik dan kabel telepon adalah 1 cm. Hal ini untuk menghindari gangguan pada sinyal telepon.
Instalasi listrik yang tidak terpasang dengan baik, merupakan sumber utama bahaya. Ikutilah petunjuk pemasangan instalasi listrik agar kita terhindar dari malapetaka.