(Jakarta, 23/10) Dengan semangat untuk terus meningkatkan sinergi antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
maka PLN kembali menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of
Understanding (MoU) dengan Bali Tourism Development Corporation (BTDC)
atau PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero), sebuah BUMN yang
bergerak dibidang pengembangan dan pengelolaan kawasan pariwisata. PLN
& BTDC sepakat melakukan kerjasama untuk percepatan penyediaan
sarana kelistrikan di kawasan pariwisata Mandalika, kabupaten Lombok
Tengah, propinsi Nusa Tenggara Barat.
Penandatanganan MoU ini dilakukan masing-masing oleh Direktur Operasi PLN Indonesia Timur, Vickner Sinaga dengan Direktur Utama BTDC, Ida Bagus Wirajaya, Selasa (23/10) pagi di Kantor Pusat PLN, Jakarta. Dalam MoU ini, PLN dan BTDC sepakat untuk saling bersinergi dalam hal penyediaan sarana kelistrikan di kawasan pariwisata Mandalika yang berada di atas lahan seluas kurang lebih 1.200 hektar yang resmi dicanangkan pembangunannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 Oktober 2011 lalu.
Untuk mempercepat pengembangan kawasan pariwisata Mandalika, PLN akan melakukan pembangunan sarana kelistrikan untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan listrik di kawasan pariwisata Mandalika dan di satu sisi, BTDC akan membantu PLN dalam hal penyediaan lahan yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan.
Kedua pihak juga sepakat untuk mengedepankan konsep eco-wisata dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan di kawasan pariwisata Mandalika, termasuk dalam penggunaan komponen kelistrikan yang hemat enrgi dan ramah lingkungan, seperti penggunaan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga matahari dan juga rencana penggunaan lampu Super Ekstra Hemat Energi (SEHEN).
Direktur Operasi PLN Indonesia Timur, Vickner Sinaga mengatakan bahwa PLN berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan pariwisata nasional. “Sudah menjadi komitmen PLN untuk ikut serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan pariwisata nasional, karena dengan demikian maka listrik yang dihasilkan PLN tidak sekedar menjadi barang konsumsi saja, tapi bisa menjadi barang produktif, termasuk dibidang pariwisata” ujar Vickner Sinaga.
Hingga September 2012, total beban puncak di seluruh Nusa Tenggara Barat mencapai 91 Mega Watt (MW) dengan daya mampu pembangkit untuk mensuplai listrik adalah 117 MW. Pasokan listrik pada sistem kelistrikan di Nusa Tenggara Barat semakin kuat dengan beroperasinya PLTU Jeranjang unit #1 berkapasitas 25 MW dan akan segera menyusul unit #2 pada awal 2013 serta tambahan pasokan dari PLTU sewa berkapasitas 2 x 33 MW yang diperkirakan beroperasi pada tahun 2015 nanti.
Penandatanganan MoU ini dilakukan masing-masing oleh Direktur Operasi PLN Indonesia Timur, Vickner Sinaga dengan Direktur Utama BTDC, Ida Bagus Wirajaya, Selasa (23/10) pagi di Kantor Pusat PLN, Jakarta. Dalam MoU ini, PLN dan BTDC sepakat untuk saling bersinergi dalam hal penyediaan sarana kelistrikan di kawasan pariwisata Mandalika yang berada di atas lahan seluas kurang lebih 1.200 hektar yang resmi dicanangkan pembangunannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 Oktober 2011 lalu.
Untuk mempercepat pengembangan kawasan pariwisata Mandalika, PLN akan melakukan pembangunan sarana kelistrikan untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan listrik di kawasan pariwisata Mandalika dan di satu sisi, BTDC akan membantu PLN dalam hal penyediaan lahan yang diperlukan untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan.
Kedua pihak juga sepakat untuk mengedepankan konsep eco-wisata dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan di kawasan pariwisata Mandalika, termasuk dalam penggunaan komponen kelistrikan yang hemat enrgi dan ramah lingkungan, seperti penggunaan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga matahari dan juga rencana penggunaan lampu Super Ekstra Hemat Energi (SEHEN).
Direktur Operasi PLN Indonesia Timur, Vickner Sinaga mengatakan bahwa PLN berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan pariwisata nasional. “Sudah menjadi komitmen PLN untuk ikut serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan pariwisata nasional, karena dengan demikian maka listrik yang dihasilkan PLN tidak sekedar menjadi barang konsumsi saja, tapi bisa menjadi barang produktif, termasuk dibidang pariwisata” ujar Vickner Sinaga.
Hingga September 2012, total beban puncak di seluruh Nusa Tenggara Barat mencapai 91 Mega Watt (MW) dengan daya mampu pembangkit untuk mensuplai listrik adalah 117 MW. Pasokan listrik pada sistem kelistrikan di Nusa Tenggara Barat semakin kuat dengan beroperasinya PLTU Jeranjang unit #1 berkapasitas 25 MW dan akan segera menyusul unit #2 pada awal 2013 serta tambahan pasokan dari PLTU sewa berkapasitas 2 x 33 MW yang diperkirakan beroperasi pada tahun 2015 nanti.